Sabtu, 01 September 2012

Suratku untuk Bapak dan Mamak

Halo Bapak dan Mamaku? Apa kabarmu disana?
 Angin imajinasiku bercerita bahwa pipi kalian mulai mengerut dengan tulang yang mulai menyusut.
 Aku tak tahu mengapa ia berkata begitu, tapi mungkin bayangan itu hadir karena aku begitu merindu kalian.
Supaya aku terdorong kuliah dengan benar dan pulang kampung dengan cepat sehingga bisa memuliakanmu dengan prestasiku.

Janganlah terlalu khawatir pada kami, Mak, Pak.
 Jangan lagi bahumu tegang terkangkang dari badanmu.
 bukan waktumu lagi untuk bersusah raga menjalani hidup.
  Kerja letihmu itu selalu beralasan untuk satu pandang ke depan . Untuk anakmu. Untuk mereka agar tidak menjadi sampah masyarakat.
 Untuk kita.

 Sudah cukup pahitnya dunia dan asamnya peluhmu di masa lalu. 
cerita-cerita getir yang meluka , yang selalu kau banggakan dengan lapang dada sebagai pengalaman.
 Aku tau, Pak, Mak. TApi aku pun pilu. Karena cukuplah getirmu di ruang dulu-dulu. Tak harus ringkih nafasmu di masa kini. Ini ada kami anak-anakmu, diberi Tuhan lima stok. kami ada, dan kami mau menjadi anak-anakmu yang paling setia, dengan segenap kurang dan lebih kami, mencintaimu yang lebih dulu mencintai kami dan mencintai Tuhan kita,



Ah, aku memang sudah menjadi dewasa, tapi aku tak cukup matang untuk berkata begitu.
 aku berkta dengan relikuku sebagai anak muda idealis, yang baru kenal dunia semalam dengan banyak cerita.
 Getir telah kau alihkan agar kami tak sesusah kalian dulu, 
Jangan, jangan kalian derita apa yang telah membuat lara masa muda kami, demikianlah kalian katakan.  Aku suka cerita kalian. Bagaimana kalian meniti hidup, mengenyan nikmat arti penting perjuangan meraih pendidikan, dan bagaimana definisi kalian tentang mencintai Tuhan yang selalu menjadi dorongan bagiku. Terima kasih , kalian telah mendewasakan aku dengan ceritamu, cerita yang tak tersembunyi dari jari-jarimu yang kokoh dan matamu yang bersinar setiap kali bercerita.



Pak, Mak. Aku memang tak bisa menjadi sesempurna harapanmu pada kami sebagai anak-anak. Tapi kami begitu mencintaimu.